Jumat, 30 Juni 2023

MENGENAL H.O.S. TJOKROAMINOTO (PAHLAWAN NASIONAL DAN PENDIRI SYAREKAT ISLAM)

 Yuk Kita Mengenal Sosok Pahlawan Nasional H.O.S. TJOKROAMINOTO

Tujuan Pembelajaran:
  1. Peserta didik dapat menemukenali profil tokoh-tokoh Islam penggerak kebangkitan nasional beserta organisasi yang didirikan dengan benar/jelas. 
  2. Peserta didik dapat mengambil hikmah (ibrah/i’tibar) keteladanan dari tokoh-tokoh penggerak kemerdekaan dengan benar/jelas. 
Siapa Beliau, Bagaimana Profil Beliau,
Apa Kiprah Beliau dalam Pergerakan Kebangkitan Nasional
dalam Mewujudkan Kemerdekaan Indonesia, silahkan baca tulisan di bawah ini.

Raden Mas Haji Oemar Said Tjokroaminoto (16 Agustus 1882 – 17 Desember 1934), lebih dikenal di Indonesia sebagai H.O.S. Tjokroaminoto, adalah seorang nasionalis Indonesia. Ia menjadi salah satu pemimpin Sarekat Dagang Islam, yang didirikan oleh Samanhudi, yang menjadi Sarekat Islam, yang mereka dirikan bersama.

Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (16 Agustus 1882-17 Desember 1934 (sebagaimana tercatat dalam Arsip Nasional Republik Indonesia dan Direktorat Pahlawan Nasional Kementerian Sosial Republik Indonesia Diarsipkan 2021-08-18 di Wayback Machine), lebih dikenal dengan nama H.O.S Tjokroaminoto, merupakan salah satu pemimpin organisasi pertama di Indonesia, yaitu Sarekat Islam (SI).

HOS Tjokroaminoto hingga saat ini akhirnya dikenal sebagai salah satu pahlawan pergerakan nasional yang berbasiskan perdagangan, agama, dan politik nasionalis. Kata-kata mutiaranya seperti “Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat” akhirnya menjadi embrio pergerakan para tokoh pergerakan nasional yang patriotik, dan ia menjadi salah satu tokoh yang berhasil membuktikan besarnya kekuatan politik dan perdagangan Indonesia. H.O.S. Tjokroaminoto meninggal di Yogyakarta pada 17 Desember 1934 pada usia 52 tahun.


BIOGRAFI SINGKAT H.O.S. TJOKROAMINOTO

Lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 6 Agustus 1882 dan meninggal di Yogyakarta, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun. Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai bupati Ponorogo. Sebagai salah satu pelopor pergerakan nasional, ia mempunyai beberapa murid yang selanjutnya memberikan warna bagi sejarah pergerakan Indonesia, yaitu Musso yang sosialis/komunis, Soekarno yang nasionalis, dan Kartosuwiryo yang agamis. Namun ketiga muridnya itu saling berselisih.

Pada bulan Mei 1912, Tjokroaminoto bergabung dengan organisasi Sarekat Islam. Sebagai pimpinan Sarikat Islam, HOS dikenal dengan kebijakan-kebijakannya yang tegas namun bersahaja. Kemampuannya berdagang menjadikannya seorang guru yang disegani karena mengetahui tatakrama dengan budaya yang beragam. Pergerakan SI yang pada awalnya sebagai bentuk protes atas para pedagang asing yang tergabung sebagai Sarekat Dagang Islam yang oleh HOS dianggap sebagai organisasi yang terlalu mementingkan perdagangan tanpa mengambil daya tawar pada bidang politik. Dan pada akhirnya tahun 1912 SDI berubah menjadi Sarekat Islam, SI digiring menjadi partai politik setelah mendapatkan status Badan Hukum pada10 September 1912 oleh pemerintah yang saat itu dikontrol oleh Gubernur Jenderal Idenburg. SI kemudian berkembang menjadi parpol dengan keanggotaan yang tidak terbatas pada pedagang dan rakyat Jawa-Madura saja. Kesuksesan SI ini menjadikannya salah satu pelopor partai Islam yang sukses saat itu.

Perpecahan SI menjadi dua kubu karena masuknya infiltrasi komunisme memaksa HOS Tjokroaminoto untuk bertindak lebih hati-hati kala itu. Ia bersama rekan-rekannya yang masih percaya bersatu dalam kubu SI putih berlawanan dengan Semaun yang berhasil membujuk tokoh-tokoh pemuda saat itu seperti Alimin, Tan Malaka, dan Darsono dalam kubu SI Merah. Namun bagaimanapun, kewibawaan HOS Tjokroaminoto justru dibutuhkan sebagai penengah di antara kedua pecahan SI tersebut, mengingat ia masih dianggap guru oleh Semaun. Akhirnya Semaun dan Darsono dikeluarkan dari SI. Pada tahun 1929, SI diusung sebagai Partai Sarikat Islam Indonesia hingga menjadi peserta pemilu pertama pada 1955. HOS Tjokroaminoto hingga saat ini akhirnya dikenal sebagai salah satu pahlawan pergerakan nasional yang berbasiskan perdagangan, agama, dan politik nasionalis. Kata-kata mutiaranya seperti “Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat” akhirnya menjadi embrio pergerakan para tokoh pergerakan nasional yang patriotik, dan ia menjadi salah satu tokoh yang berhasil membuktikan besarnya kekuatan politik dan perdagangan Indonesia. H.O.S. Tjokroaminoto meninggal di Yogyakarta pada 17 Desember 1934 pada usia 52 tahun.

Sumber tulisan:
Samsul Arifin. SKI Kelas XII, Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah,  Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Cet. 1, 2020, hal. 74-75.

Untuk memperdalam pengetahuan Bapak/Ibu dan Peserta Didik sekalian,
silahkan baca buku tersebut di bawah ini dengan mengklik Download.

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar yang anda sampaikan, akan kami pelajari dan konfirmasi selanjutnya.