Jumat, 19 September 2025

RADIO RIMBA RAYA

"Monumen Suara Perlawanan: Jejak Heroik Radio Rimba Raya"

Latar Belakang Pendirian

Ketika Belanda melancarkan Agresi Militer II pada 19 Desember 1948, Yogyakarta sebagai ibu kota Republik berhasil diduduki. Para pemimpin bangsa seperti Soekarno, Hatta, dan Sjahrir ditawan. Belanda lalu mengumumkan kepada dunia bahwa Republik Indonesia sudah bubar.

Namun, kenyataannya tidak demikian. Perlawanan terus berlangsung di berbagai daerah, termasuk di Aceh. Dari hutan belantara di dataran tinggi Gayo, lahirlah sebuah stasiun radio perjuangan bernama Radio Rimba Raya. Stasiun ini menjadi corong penting untuk membantah propaganda Belanda dan menyuarakan bahwa Indonesia masih ada dan tetap merdeka.

Peran Radio Rimba Raya

Radio Rimba Raya mulai mengudara pada malam 20 Desember 1948. Menggunakan pemancar gelombang pendek berkekuatan 1 kilowatt, radio ini mampu menjangkau wilayah luas: dari Sumatra, Malaya, Singapura, India, hingga Eropa.


Baca juga: Radio Rimba Raya: Suara dari Hutan Penjaga Kemerdekaan

Siarannya tidak hanya menggunakan bahasa Melayu, tetapi juga Inggris, Arab, Urdu, Belanda, dan Cina, sehingga pesan perjuangan Republik bisa dipahami oleh dunia internasional. Radio ini menyiarkan berita terbaru, membantah propaganda Belanda, serta menyebarkan kabar bahwa Republik Indonesia masih tegak berdiri.

Tokoh-Tokoh yang Terlibat

Keberadaan Radio Rimba Raya tidak lepas dari dukungan banyak pihak:

  • Mr. Syafruddin Prawiranegara, Ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang berkedudukan di Sumatra, menjadi payung politik keberadaan radio ini.

  • Ali Hasjmy (A. Hasjmy), tokoh penting di Aceh yang memastikan dukungan penuh rakyat Aceh terhadap perjuangan Republik.

  • Teungku Muhammad Daud Beureueh, Gubernur Militer Aceh.

  • W. Schultz, seorang teknisi keturunan Jerman yang berperan mengoperasikan peralatan pemancar.

  • Para penyiar lokal seperti Ramly Melayu dan Syamsuddin Rauf, yang memastikan suara perjuangan tersampaikan ke berbagai penjuru dunia.

Pemancar dan Jaringan Internasional

Pemancar yang digunakan Radio Rimba Raya awalnya berasal dari bantuan internasional melalui jalur perdagangan dan perhubungan di Sumatra dan Malaya. Dengan dukungan teknisi berpengalaman, pemancar itu dimodifikasi hingga mampu menjangkau luar negeri.

Peran jaringan pedagang Aceh di Penang dan Singapura sangat penting dalam mendatangkan peralatan radio, yang kemudian diselundupkan melalui jalur laut menuju Aceh.

Upaya Pelestarian

Untuk mengenang jasa besar Radio Rimba Raya, pemerintah dan masyarakat mendirikan Monumen Radio Rimba Raya. Monumen ini diresmikan pada 27 Oktober 1987 oleh Bustanil Arifin (Menteri Koperasi/Kepala Bulog kala itu).

Kini, monumen tersebut menjadi saksi sejarah bahwa dari pedalaman Aceh pernah lahir sebuah gelombang suara yang mengguncang dunia, membela kehormatan Republik, dan menepis kebohongan Belanda.

Data Lokasi Monumen

  • Nama: Monumen Radio Rimba Raya

  • Lokasi: Desa Rimba Raya, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Aceh

  • Koordinat GPS: 4°43′20.0″N 96°52′08.1″E

Bagi peneliti maupun peziarah sejarah, lokasi ini bisa ditelusuri melalui aplikasi Google Earth dengan file KML yang berisi titik koordinat monumen.

Radio Rimba Raya adalah bukti nyata bahwa perjuangan tidak hanya dilakukan di medan tempur, tetapi juga lewat gelombang suara yang mampu mengubah pandangan dunia. Dari hutan Aceh, Republik Indonesia menyatakan: “Kami masih ada, dan kami tidak menyerah.”

Referensi

  1. AcehInfo. Radio Rimba Raya dalam Balutan Sejarah. (2021). acehinfo.id

  2. DetikSumut. Sejarah Radio Rimba Raya, Pengabar ke Dunia Bahwa Indonesia Masih Ada. (2022). detik.com

  3. Nurul Qomariyah, dkk. Defending Indonesian Sovereignty through Mass Media: Radio Rimba Raya in the Revolutionary War. Indonesian Historical Studies, Vol. 4 No. 1 (2020), Universitas Diponegoro.

  4. Kemdikbud. Booklet Mengenal Radio Rimba Raya. (2010). repositori.kemdikbud.go.id

  5. Wikipedia Bahasa Indonesia. Radio Rimba Raya. (diakses 2025).

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar yang anda sampaikan, akan kami pelajari dan konfirmasi selanjutnya.